Jumat, Agustus 23, 2013

Wisata Pantai Malang: Sendang Biru, Goa Cina dan Bajul Mati

Ya, memang tiga pantai tersebut dalam satu jalur. Dari Pantai Sendang Biru mulanya, ke arah Barat secara berurutan Pantai Goa Cina dan Pantai Bajul Mati. Dari kota Malang, Pantai Sendang Biru dapat ditempuh dalam jarak 30 km ke arah selatan, tepatnya di daerah Sumber Manjing Wetan.

Kala itu saya sedang mengandung empat bulan, jadi untuk kenyamanan acara jalan-jalan saya dan suami menyewa mobil. Standar tarif persewaan mobil Kota Malang sekitar Rp. 300.000,-. Kami sengaja mengambil waktu keberangkatan sore hari agar dapat beristirahat di malam harinya. Karena menurut perkiraan kami, perjalanan akan ditempuh selama kurang lebih 2 jam. Banyak pengiapan tersedia di Pantai Sendang Biru, kebanyakan berbentuk Home Stay. Rata-rata tarif satu malamnya Rp. 150.000,-


Pagi menjelang, kami baru bisa melihat pemandangan Pantai Sendang Biru. Banyak kapal-kapal nelayan, karena memang pantai ini adalah pelabuhan. Referensi yang dari penjaga pantai dan para pengunjung, terdapat Segara Anakan di dalam pulau tersebut. Elok sekali.

Sendang Biru: Penuh kapal nelayan

Namun saya tidak mungkin melakukan perjalanan ke tempat tersebut. Kondisi fisik saya yang sedang mengandung sangat berbahaya jika menempuh perjalanan yang terjal masuk ke dalam pulau. Maka kami memutuskan untuk langsung meneruskan perjalanan selanjutnya ke Pantai Goa Cina.

Pantai Goa Cina ditempuh melewati jalan baru pantai selatan yang masih sangat mulus. Namun harus bersiap-siap untuk terguncang-guncang, karena akses masuk ke pantai sangat buruk. Nama pantai ini diambil dari cerita masyarakat bahwasanya dahulu kala karang pada Pantai ini dipakai sebagai pertapaan seorang Pendeta Cina. Memang terlihat ada sebuah goa dengan payung mutho (payung orang mati) terpasang di depannya. Amit-amit, saya tidak berani mendekat ke sana. Kasihan jabang bayi.

Goa Cina: Lihat di belakang saya, goa dengan payung mutho.

Pantai di sini sangat elok. Karang-karang yang terbentuk alami tidak terrusak oleh tangan manusia. Namun awas, di pantai ini tidak disarankan untuk berenang, karena pantai ini berbentuk palung dengan arus dalam air yang kuat.
Goa Cina: Foto dapat dari Sinnersmile

Tujuan kami selanjutnya adalah Pantai Bajul Mati, ke arah Barat meneruskan jalan aspal mulus dari Pantai Goa Cina. Serem juga saya mendengarnya, saya sudah ngotot minta pulang dari pada pergi ke sana. Tapi suami berkeras. Searching-searching di internet, saya belum menemukan sejarah nama pantai ini. Yang unik dari pantai ini adalah akses ke pantai yang melewati sebuah jembatan. Dikenal sebagai Jembatan Bajul Mati, jembatan ini unik dengan bentuk seperti bando. Bando raksasa dari beton bertulang.

Jembatan Bajul Mati

Sempat parno dengan nama Bajul Mati, ternyata dari ketiga pantai yang saya sebutkan, Pantai Bajul Mati adalah yang terindah. Pantai ini rapi dan sangat elok. Saya hanya bisa bilang WoW.







1 komentar:

  1. Wahh mbak bikin q ngiler ke goa china ma bajul mati hihihi :p

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan komentar pada post saya.